Dunia sepak bola kembali diwarnai kericuhan. Final yang seharusnya adalah pertandingan akbar dalam perhelatan di Copa Indonesia ini, terjadi ketegangan di lapangan yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, yang dimana Sriwijaya FC sebagai tuan rumah dalam final itu melawan Persipura. Di babak pertama berlangsung lancar dengan skor yang membawa Sriwijaya FC unggul dalam Persipura 1-0. Namun, di babak kedua, hampir di menit ke-60 terjadi sebuah protes yang dilayangkan oleh Persipura yang dimana terjadi Hands Ball di dalam daerah gawang milik Sriwijaya FC, namun wasit tidak menggubris protes dari Persipura tersebut. Dinilai tidak adil, para pemain, pelatih, serta official lebih memilih walk out dan menghentikan pertandingan melawan Sriwijaya FC. Kejadian ini membuat Ketua PSSI, Nurdin Khalid turun dari bangku penonton dan langsung membicarakan kejadian ini di ruang ganti Persipura. Tidak hanya Ketua PSSI, Gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin turun ke lapangan dan memberikan semacam nasehat kepada pendukung Sriwijaya FC untuk tidak mempermalukan daerah sendiri atas kejadian ini. Selang beberapa lama kemudian, peluit berbunyi dengan tanda pertandingan berakhir dengan skor akhir 1-0 untuk Sriwijaya FC atas Persipura. Dengan demikian, Sriwijaya FC menang WO karena Persipura Walk Out. Kemenangan Sriwijaya FC disambut kegembiraan dari para pendukungnya. Sebaliknya, raut wajah kecewa para pemain Persipura sangat terlihat saat menerima medali perak di atas panggung.
Apakah Indonesia terus melakukan hal tersebut dalam dunia sepakbola Indonesia, seakan hal ini menjadi tradisi Indonesia? Jika demikian, seharusnya apa yang harus kita lakukan sebagai warga negara Indonesia yang baik dikenal sebagai warga yang taat akan aturan fair play dalam sepakbola?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama :
Email :
Komentar :